Selasa, 09 Maret 2010

1 HAL, KEMBALI MEMBUATKU TERJEBAK DALAM "SIMULACRA " JIKA BOLEH KU ANALOGI KAN.

SEKARANG dan sebelumNYA seperti simulacra.
Simulacra (dalam arti sebenarnya dalam dunia intelektual) dicetuskan pertama kali oleh Jean Baudrillard, salah seorang filosof Perancis yang terkenal. Simulacra dapat diartikan sebagai tanda/simbol yang dibuat di media atau budaya untuk mempersepsikan realitas.Menurut Baudrillard, pada masyarakat modern, kenyataan telah digantikan oleh simulasi kenyataan, yang hanya diwakili oleh simbol dan tanda.
yang membangun persepsi paling kuat, adalah pemenang. Persepsi itu, meskipun bukan kenyataan yang sebenarnya, diyakini sebagai kebenaran. Saat itulah terjadi yang dipercayai sebagai sumber kebenaran bukanlah realitas.

inilah analogi apa yang aku fikirkan dan aku rasakan dan yang terjadi sebagai korban simulacra, bisa agak disamakan dengan simulacra, walaupun bukan melalui media massa.

seolah2 terasa nyata dan memang benar, dan bisa merasa menikmati konstruksi alur cerita, mempersepsikan sang tokoh yang disaksikan tanpa memasang benteng adalah sosok yang pantas untuk dikagumi. Terasa nyata dan semua yang dialami DAN dilihat memang sebuah realita ( walaupun kemudian , dengan cara tidak sengaja aku ketahui ini bukan realita yang sesungguhnya). ini seperti permainan dan ini adalah intermezzo. AKU MENJADI KORBAN SIMULACRA, yang menikmati realitas palsu yang dikontruksikan.
aku seperti penonton bodoh, mudah dibodoh-bodohi.
aku seperti penonton tayangan reality show, yang percaya, bahwa apa yang aku tonton adalah hal yang nyata,tanpa rekayasa, dan yang terjadi benar2 dramatik.

tersentak ini hal yang membuang waktu dan menghancurkan otak.

terkadang, yang ter blow up, dilihat adalah hal - hal positif saja, padahal ada hal negatif.
tempo - tempo aku membentengi, diri. dan tak jarang pula aku buta atau sengaja berusaha membutakan diri terhadap realitas dan fakta - fakta sebenarnya yang terkumpul dan aku tahu. berpura -pura tidak tahu, agar aku terhibur.
padahal hiburan hanya bersifat temporer. setelah jam progran hiburan selesai selang waktu beberapa jam, aku bergumul dengan pertanyaan apakah ini dan itu benar???.

kemudian , aku hidup dalam kepura -puraan atau sang tokoh yang sesungguhnya selalu berpura - pura.
aku sadar di dunia tidak ada ketulusan. kecuali hubungan yang terjalin karena ikatan darah. ( TAPI, KADANG AKU KEMBALI LUPA )



lalu , cara seperti apa yang efektif untuk menghindari ini??? susah rasanya, kalau sang penonton sudah terlanjur MENIKMATI DAN PERCAYA. alangkah baiknya, sebelum melihat dan merasakan rasa senang, kita dan saya membentengi diri terlebih dahulu. sulit jika membangun benteng belakangan, sementara sang tokoh sudah tahu apa yang akan kita bentengi. percuma KITA bentengi karena sudah tercium isinya dan designya. mau mengganti isi? haruslah mencari lahan baru, dan meninggalkan lahan lama. tapi masalahnya menemukan lahan baru di zaman sekarang tidak semudah menemukan pisang goreng di sore hari.

dan itulah SIALnya aku...

ok...
anggaplah di ujung sebrang jalan sana ada 2 titik. simulacra dan realita, aku harus menebak dengan jitu dari sebrang jalan, smentara jika dilihat dari kejauhan ukuran keduanya sekecil TUNGAU.
uhmmmm, IT'S LIKE A GAMBLING.
LIFE IS GAMBLING
LIFE CAN BE A SIMULACRA.
HONESTLY.......,DIFFICULT TO FIND REALITY. TRUE REALITY.

MIRIS, MENJADI KORBAN SIMULACRA. ( ANALOGI )

LAGI-LAGI SEKARANG dan sebelumNYA seperti simulacra.LALU BAGAIMANA KEDEPANNYA? AKANKAH SELALU HIDUP DALAM REALITAS SEMU???? SEPERTI APA REALITA SEBENARNYA???
KARENA ISENG MENCARI WARNA BARU TERJEBAK DALAM SIMULACRA.

WHAT THE PITY ME......
TAHU MANA YANG BAIK, TAPI ENGGAN UNTUK MEMBUKA MATA.
BUKAN ENGGAn, TAPI LEBIH TEPATNYA SELALU "MEREM-MELEK".
mudah2an AKU TIDAK TIDUR nyenyak ATAU KETIDURAN.

BUTA SEKALI -SEKALI , MANUSIAWI.
SADARKAN DIRI, HARUS.
I LUV MY SELF AND EVERYTHING ABOUT ME.
save my self

Minggu, 07 Maret 2010

"TIDAK BERMAKSUD MENYALAHKAN"

namanya manusia susah banget buat bersyukur sama apa yang dia punya, susah juga bersyukur terhadap apa yang udah dijalaninya.
kita pengen jadi orang lain dengan dinamika hidup mereka yang terlihat lebih menyenangkan, tapi percaya atau nggak,hal yang sebaliknya juga terjadi. Ada juga orang lain yang pengen jadi kita.
kita dapatin X,tapi belum dapat Y. kita sering bertanya- tanya sendiri . WHY?, kenapa nggak bisa semuanya kita miliki, dari A SAMPE Z, walaupun kita udah usaha mati - matian. ( emang se, kesannya orang yang kayak gini egois dan tamak sama kehidupan ). TAPI AKU YAKIN INI NORMAL.

KITA PENGEN Y, tapi kita terpaksa memilih X, karena rasionalisasi ARgument yang kurang kuat. karena terlalu penurut, karena penakut, karena nggak mau disalahin di masa mendatang. LALU, diikutilah opsi X dengan niat baik, dari awal sampai pertengahan perjalanan, menjalani sesuatu yang agak bertentangan dengan keinginan mungkin bukan suatu masalah besar, tetapi di masa, menuju akhir, timbul penyesalan mengikuti opsi X. Muncul keraguan, keraguan yang dinilai dapat menghambat STRATEGI. DAN NGGAK MUNGKIN BERBALIK...

AKU TAHU AKU SALAH JUGA.
SALAH, KARENA NGGAK BERANI BILANG "TIDAK"
SALAH, KARENA SEKARANG " TERKESAN MENYALAHKAN MEREKA DALAM HATI"
AKU TAHU MAKSUD MEREKA BAIKKKKKK, BAIK BANGET.... KARENA MEREKA SAYANG SAMA AKU.
AKU SERING BERSEBRANGAN SAMA MEREKA.

MAAFF...........

SEANDAINYA SAJA.....
KALAU AKU BISA MEMPREDIKSI MASA DEPAN.
LEBIH BERANI MENGAMBIL KEPUTUSAN.
UHHHH
PENGECUTNYA AKU....

MUDAH2AN INI NGGAK MENGHAMBAT UNTUK KEDEPANNYA.
UNTUK SALAH SATU RENCANA DEMI SEBUAH CITA.